Dijaman yang serba modern seperti ini, kita tak akan bisa terlepas dari yang namanya teknologi. Teknologi merupakan suatu hasil peradaban dari umat manusia yang telah melalui proses yang panjang sehingga menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi umat manusia. Namun penggunaan teknologi tentu berkaitan dengan unsur-unsur lainnya, seperti agama, budaya, pola fikir manusia, dll.
semua itu sangat berkaitan satu sama lainnya. lalu apa sajakah hubungan antara seluruh aspek itu?
Melalui artikel ini, saya akan membahas mengenai hubungan antara agama, kemiskinan, dan ilmu pengetahuan.
semua itu sangat berkaitan satu sama lainnya. lalu apa sajakah hubungan antara seluruh aspek itu?
Melalui artikel ini, saya akan membahas mengenai hubungan antara agama, kemiskinan, dan ilmu pengetahuan.
A.  
Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
IPTEK memegang
peranan penting bagi negara-negara berkembang dalam proses peningkatan standar
hidup, kesejahteraan, dan melindungi sumber daya alam dan keanekaragaman
hayati. Negara-negara berkembang menghadapi berbagai tantangan jangka pendek
dan jangka panjang. Perubahan penggunaan lahan melalui penggundulan hutan dan
perubahan lahan pertanian akibat aktivitas sosio-ekonomi di daerah tangkapan
air di hulu, telah menyebabkan terjadinya berbagai kerusakan lingkungan dan
infrastruktur akibat bencana yang ditimbulkannya. Kerusakan lingkungan di
daerah tangkapan air, menyebabkan kelangkaan air bersih di berbagai negara,
selain bencana banjir ketika musim penghujan.
Komunikasi IPTEK
terhadap masyarakat dan pemahaman masyarakat terhadap IPTEK merupakan subyek
riset yang relatif baru di lingkungan akademis, namun berkembang untuk
dipelajari lebih lanjut untuk mendukung proses pengambilan kebijakan publik. Pemahaman
yang baik terhadap dinamika kompleksitas IPTEK dan interaksi IPTEK dengan
masyarakat, berguna dalam peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap IPTEK
dan akhirnya berkembang menjadi suatu sistem pengelolaan dan kontrol sosial
masyarakat terhadap IPTEK.
Dalam komunikasi
IPTEK, perangkat komunikasi atau penyampai informasi yang digunakan akan
disesuaikan untuk menciptakan jaminan terjadinya pemahaman dan penerimaan
masyarakat awam terhadap IPTEK. Sedangkan aspek ketiga adalah aspek
kreativitas, yang membantu perkembangan kecerdasan dan kapabilitas masyarakat
sehingga menghasilkan kemampuan dalam mengintegrasikan IPTEK ke kehidupan
sehari-hari.
IPTEK memainkan
peran penting sebagai sebuah agen pembaharu di masyarakat. Sebagai bangsa yang
bergerak ke arah ekonomi berbasis pengetahuan, dibandingkan ekonomi berbasis
sumber daya alam sesuai dengan paradigma tekno-ekonomi, IPTEK menjadi landasan
keberhasilan pembangunan ekonomi yang didukung oleh kapasitas dan kapabilitas
sumber daya manusia yang kompetitif.
B.  
Agama
Agama bukanlah
suatu entitas independen yang berdiri sendiri. Agama terdiri dari berbagai
dimensi yang merupakan satu kesatuan. Masing-masingnya tidak dapat berdiri
tanpa yang lain. seorang ilmuwan barat menguraikan agama ke dalam lima dimensi
komitmen. Seseorang kemudian dapat diklasifikasikan menjadi seorang penganut
agama tertentu dengan adanya perilaku dan keyakinan yang merupakan wujud
komitmennya. Ketidakutuhan seseorang dalam menjalankan lima dimensi komitmen
ini menjadikannya religiusitasnya tidak dapat diakui secara utuh. Kelimanya
terdiri dari perbuatan, perkataan, keyakinan, dan sikap yang melambangkan
(lambang=simbol) (kepatuhan=komitmen) pada ajaran agama. Agama mengajarkan
tentang apa yang benar dan yang salah, serta apa yang baik dan yang buruk
Agama berasal dari
Supra Ultimate Being, bukan dari kebudayaan yang diciptakan oleh seorang atau
sejumlah orang. Agama yang benar tidak dirumuskan oleh manusia. Manusia hanya
dapat merumuskan kebajikan atau kebijakan, bukan kebenaran. Kebenaran hanyalah
berasal dari yang benar yang mengetahui segala sesuatu yang tercipta, yaitu
Sang Pencipta itu sendiri. Dan apa yang ada dalam agama selalu berujung pada
tujuan yang ideal. Ajaran agama berhulu pada kebenaran dan bermuara pada
keselamatan. Ajaran yang ada dalam agama memuat berbagai hal yang harus
dilakukan oleh manusia dan tentang hal-hal yang harus dihindarkan. Kepatuhan
pada ajaran agama ini akan menghasilkan kondisi ideal.
Dimensi Komitmen Agama
Masalah fungsionalisme agama dapat
dinalisis lebih mudah pada komitmen agama, menurut Roland Robertson (1984),
diklasifikasikan berupa keyakinan, praktek, pengalaman, pengetahuan, dan
konsekuensi.
a.      
Dimensi keyakinan mengandung perkiraan atau
harapan bahwa orang yang religius akan menganut pandangan teologis tertentu,
bahwa ia akan mengikuti kebenaran ajaran-ajaran agama.
b.     
Praktek agama mencakup perbuatan-perbuatan
memuja dan berbakti, yaitu perbuatan untuk melaksanakan komitmen agama secara
nyata. Ini menyangkut, pertama, ritual, yaitu berkaitan dengan seperangkat
upacara keagamaan, perbuatan religius formal, dan perbuatan mulia. Kedua,
berbakti tidak bersifat formal dan tidak bersifat publik serta relatif spontan.
c.      
Dimensi pengalaman memperhitungkan fakta, bahwa
semua agama mempunyai perkiraan tertentu, yaitu orang yang benar-benar religius
pada suatu waktu akan mencapai pengetahuan yang langsung dan subjektif tentang
realitas tertinggi, mampu berhubungan, meskipun singkat, dengan suatu perantara
yang supernatural.
d.     
Dimensi pengetahuan dikaitkan dengan perkiraan,
bahwa orang-orang yang bersikap religius akan memiliki informasi tentang
ajaran-ajaran pokok keyakinan dan upacara keagamaan, kitab suci, dan
tradisi-tradisi keagamaan mereka.
e.     
Dimensi konsekuensi dari komitmen religius
berbeda dengan tingkah laku perseorangan dan pembentukan citra pribadinya.
C.   
Kemiskinan
Kemiskinan
lazimnya dituliskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup
yang pokok. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang palin pokok seperti pangan, pakaian,
tmpat berteduh,dll.(Emil Salim,1982). Kemiskinan merupakan tema sentral dari
perjuangan bangsa akan kemerdekaan bangsa, dan motivasi fundamental dari
cita-cita menciptakan masyarakat adil dan makmur. Garis kemiskinan yang
menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
pokok, bisa dipengaruhi oleh tiga hal :
Kemiskinan
yang disebabkan aspek badaniah atau mental seseorang. Pada aspek badaniah,
biasanya orang tersebut tidak bisa berbuat maksimal sebagaimana manusia lainnya
yang sehat jasmani. Sedangkan aspek mental, biasanya mereka disifati oleh sifat
malas bekerja dan berusaha secara wajar, sebagaimana manusia lainnya.
Kemiskinan
yang disebabkan oleh bencana alam. Biasanya pihak pemerintah menempuh dua cara,
yaitu memberi pertolongan sementara dengan bantuan secukupnya dan
mentransmigrasikan ke tempat hidup yang lebih layak.
Kemiskinan
buatan atau kemiskinan struktural. Selain disebabkan oleh keadaan pasrah pada
kemiskinan dan memandangnya sebagai nasib dan takdir Tuhan, juga karena
struktur ekonomi, sosial dan politik.
Ciri-ciri
manusia yg berada di bawah kemiskinan , Mereka yang hidup dibawah garis
kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
-         
Tidak memiliki factor-faktor produksi sendiri seperti
tanah, modal, ketrampilan.
-         
Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset
produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan ataua
modal usaha.
-         
Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai taman
SD.
-         
Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas.
-         
Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak
mempunyai ketrampilan.
Fungsi-fungsi Orang Miskin
-         
Menyediakan tenaga kerja untuk pekerjaan kotor, tidak
terhormat, berat, berbahaya, tetapi di bayar murah.
-         
Menambah atau memperpanjang nilai guna barang atau
jasa. Baju bekas yang sudah tidak terpakai dapat di jual ( atau dengan bangga
di katakan ” di infakan ”)kepada orang-orang miskin.
-         
Mensubsidi berbagai kegiatan ekonomi yang
menguntungkan orang-orang kaya. Pegawai-pegawai kecil, karena di bayar murah,
petani tidak boleh menaikan harga beras mereka untuk mensubsidi orang-orang
kota.
-         
Menyediakan lapangan kerja. Bagaimana mungkin orang
miskin memberikan lapangan kerja ? karena ada orang miskin lahirlah pekerjaan tukang
kredit ( barang atau uang ) aktivis-aktivis LSM ( yang menyalurkan dana dari
badan-badan internasional lewat para aktivis yang belum mendapatkan pekerjaan
kantor ) belakangan kita tahu bahwa tidak ada komunitas yang paling laku di
jual oleh negara ketiga di pasaran internasional selain kemiskinan.
-         
Memperteguh status sosial orang-orang kaya, perhatikan
jasa orang miskin pada perilaku orang-orang kaya baru. Sopir yang menemaninya
memberikan label bos kepadanya. Nyonya-nyonya dapat menunjukan
kekuasaannya dengan memerintah pembantu – pembantu nya mengurus rumah tangga.
D.  
Hubungan
antara ketiga aspek diatas  
è
Hubungan Iptek dengan Kemiskinan
Penerapan iptek dalam pembangunan
telah meningkatkan kehidupan masyarakat dan memajukan kehidupan bangsa dan
Negara di berbagai sector. Namun , harus disadari bahwa di balik semua itu ada
dampak-dampak negatifnya bagi lingkungan hidup. Yang dimaksud lingkungan hidup
dalam hal ini adalah menyangkut lingkungan alam, lingkungan social, dan
lingkungan budaya. Lingkungan alam adalah kondisi alam baik yang organik maupun
anorganik ( tumbuh-tumbuhan, binatang, air, tanah, batuan, dan udara). Adapun
lingkungan sosial adalah semua manusia yang ada di sekitarnya, baik perorangan
maupun kelompok (misalnya : keluarga, teman sepermainan, tetangga dan teman sekerja).
Kemudian menyangkut lingkungan budaya, yakni hal-hal yang berkaitan dengan
karya cipta dan hasil perbuatan atau tingkah laku manusia, misalnya yang
menyangkut gagasan, norma, kepercayaan, adat istiadat, pakaian, dan rumah.
-         
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang
tersusun dengan sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran, yang selalu
dapat diperiksa dan dikontrol dengan kritis oleh setiap orang yang ingin
mengetahuinya.
-         
 Teknologi adalah pemanfaatan ilmu untuk
memecahkan suatu masalah dengan cara mengerahkan semua alat yang sesuai dengan
nilai-nilai kebudayaan dan skala nilai yang ada.
-         
Kemiskinan yaitu adanya suatu tingkat kekurangan
materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar
kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.
-         
Agama adalah pedoman kehidupan atau suatu
kepercayaan kita terhadap komitmen yang kita percaya , bangun dan pedomi
-         
Ada kaitan yang erat antara iptek , agama dan
kemiskinan yang dialami oleh masyarakat terutama pada negara yang sedang
berkembang seperti Indonesia.
è
hubungan Antara Agama dan IPTEK
Perkembangan IPTEK, adalah hasil dari
segala langkah dan pemikiran untuk memperluas, memperdalam, dan mengembangkan
IPTEK (Agus,1999). Agama yang dimaksud disini ialah agama Islam, yaitu agama
yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhamad SAW, untuk mengatur manusia
dengan penciptannya (dengan aqidah dan aturan ibadah), hubungan manusia dengan
dirinya sendiri (dengan aturan akhlak, makanan, dan pakaian), dan hubungan
manusia dengan manusia lainya (dengan aturan mu’amalah dan uqubat/ sistem
pidana). (An-Nabhani, 2001)
Secara garis besar, berdasarkan tinjauan ideologi yang melandasi hubungan keduanya, terdapat 3 (tiga) paradigma hubungan antara agama dan IPTEK, (yahya Farghal, dikutip dalam M. Shiddiq Al jawi 2005), yaitu:
a. Paradigma Sekuler
Secara garis besar, berdasarkan tinjauan ideologi yang melandasi hubungan keduanya, terdapat 3 (tiga) paradigma hubungan antara agama dan IPTEK, (yahya Farghal, dikutip dalam M. Shiddiq Al jawi 2005), yaitu:
a. Paradigma Sekuler
Paradigma Sekuler yaitu paradigma yang memandang agama
dan IPTEK terpisah satu sama lain. Sebab dalam ideologi sekularisme bbgarat,
agama telah dipisahkan dari kehidupan (fashl al-din and al-hayah). Agama tidak
dinafikan eksistensinya, tetapi hanya dibatasi peranannya dalam hubungan
pribadi manusia dengan Tuhannya. Agama tidak mengatur hal umum atau publik,
maka dari itu paradigma ini memandang agama dan IPTEK tidak bisa dicampuri dan
mengintervensi yang lainya. Agama dan IPTEK sama sekali terpisah baik secara
otonologis (berkaitan dengan pengertian atau hakikat suatu hal), epistemologis
(berkaitan dengan cara memperoleh pengetahuan), dan aksiologis (berkaitan
dengan cara menerapkan pengetahuan).
b. Paradigma Sosialis
Paradigma
Sosialisyaitu paradigma dari ideologi sosialisme yang menafsirkan eksitensi
agama sama sekali. Agama itu tidak ada dus, tidak ada hubungan dan kaitan
apapun dengan IPTEK. Iptek bisa berjalan secara idependen dan lepas secara
total dari agama. Paradigma ini mirip dengan paradigma sekuler diatas, tapi
lebih ekstrem. Dalam paradigma sekuler, agama berfungsi secara sekularistik,
yaitu dinafikan keberadaanya, tapi hanya dibatasi paranannya dalam hubungan
vertikal manusia-tuhan. Sedangkan dalam paradigma sosialis, agama dipandang
secara ateistik, yaitu dianggap tidak ada (in-exist)dan dibuang sama sekali
dari kehidupan.
Berdasarkan paradigma inilah agama tidak ada sangkut pautnya dengan IPTEK. Seluruh bangunan ilmu pengetahuan dalam paradigma sosialisdi dasarkan pada ide dasar materialisme, khususnya materialisme dialektis.
Berdasarkan paradigma inilah agama tidak ada sangkut pautnya dengan IPTEK. Seluruh bangunan ilmu pengetahuan dalam paradigma sosialisdi dasarkan pada ide dasar materialisme, khususnya materialisme dialektis.
c. Paradigma
Islam
Paradigma
Islam yaitu paradigma yang memandang bahwa agama adalah dasar dan pengatur
kehidupan. Aqidah Islam menjadi basis dari segala ilmu pengetahuan. Aqidah
Islam yang terwujud dalam apa-apa yang terdapat dalam Al-quran dan Al-hadist
menjadi idah fikrinya (landasan fikiran), yaitu suatu asas yang diatasnya
dibangun seluruh bangunan fikiran dan ilmu pengetahuan manusia (An-nabhani,
2001)
Paradigma ini memerintahkan manusia untuk membangun segala pemikirannya berdasarkan aqidah Islam, bukan lepas dari aqidah itu. Ini bisa kita pahami dari ayat yang pertama kali turun (artinya):
“Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan”. (QS. Al-Alaq [96]: 1)
Ayat ini berarti manusia telah diperintahkan untuk membaca guna memperoleh berbagai pemikiran dan pemahaman. Tetapi segala pemikirannya itu tidak boleh lepas dari aqidah Islam, karena iqra haruslah dengan bismirabbika, yaitu tetap berdasarkan iman kepada Allah, yang merupakan asas aqidah Islam (Al-Qashash, 1995: 81).
Paradigma ini memerintahkan manusia untuk membangun segala pemikirannya berdasarkan aqidah Islam, bukan lepas dari aqidah itu. Ini bisa kita pahami dari ayat yang pertama kali turun (artinya):
“Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan”. (QS. Al-Alaq [96]: 1)
Ayat ini berarti manusia telah diperintahkan untuk membaca guna memperoleh berbagai pemikiran dan pemahaman. Tetapi segala pemikirannya itu tidak boleh lepas dari aqidah Islam, karena iqra haruslah dengan bismirabbika, yaitu tetap berdasarkan iman kepada Allah, yang merupakan asas aqidah Islam (Al-Qashash, 1995: 81).
è  Hubungan
antara agama dan kemiskinan
Pendidikan agama harus di tanamkan
pada anak usia dini bahkan waktu masih di dalam kandungan. Agar kedepannya anak
bisa menghadapi masalah-masalah social yang ada di masyarakat. Seperti kasus
yang telah terjadi, pencurian terjadi karena salah satu faktornya kurangnya
pengetahuan di bidang agama selain faktor kemiskinan. Sebagai masyarakat yang
baik kita juga harus membantu dalam penanggulangan narapidana. Seperti yang
telah di ajarkan dalam Syariat Islam bahwa kita sebagai manusia Ciptaan Allah
SWT hendaknya saling tolong-menolong antar sesama. Pemerintah juga membuka
peluang kerja di masyarakat supaya tidak ada pengangguran dan kemiskinan.
Kesimpulan
Kesimpulannya, antara ketiga aspek diatas semuanya harus selaras. Karena jika
tidak akan terjadi ketidak seimbangan antara aspek diatas. Misalnya ada seorang
yang jago dibidang iptek, tapi dia agamanya dia kurang. Maka mungkin saja
kepintarannya akan digunakan untuk hal yang tidak baik, korupsi misalnya. Contoh
kedua misalnya ada  seorang yang sangat
berbakat dibidang iptek, tapi dia tidak mempunyai sumber daya yang baik untuk
mengembangkan kemampuannya. Akibatnya dia tidak akan maju maju. Hidupnya mungkin
bakal gitu gitu aja dan bukan tidak mungkin dia akan menjadi orang miskin. Oleh
karena itu ketiga aspek diatas harus selaras demi terjadinya keseimbangan yang
membawa kebaikan bagi umat manusia.
Sumber :
Tag :
Entertaintment

 
0 Komentar untuk "Hubungan Antara Agama, Kemiskinan, dan Ilmu pengetehuan dan teknologi"